FORMULIR
PENDAFTARAN LOMBA MENULIS ARTIKEL
Parade
Cinta Tanah Air (PCTA) Tingkat SLTA dan Sederajat se-Indonesia tahun 2013
Nama
Lengkap : Kurniasih
Tempat
Tanggal Lahir : Banyuasin, 28
Nopember 1996
Kelas : XI
IPA 1
Nama
Sekolah : SMAN 1 Banyuasin I
Alamat
Sekolah : Jalan Sepakat
96 Kelurahan Mariana Ilir Kecamatan Banyuasin I Kabupaten Banyuasin 30763
Propinsi : Sumatera
Selatan
Telp/Fax
Sekolah : Telp : (0711)
7537214 Fax:
Alamat
E-mail Peserta : kurniasihnovember@gmail.com
No
HP Peserta : 082372548793
Nama
Guru Pembimbing : Parlin
Idris, S.Pd.
DISCLAIMER
:
“Dengan ini Saya menyatakan bahwa
Naskah terlampir yang saya kirimkan adalah ASLI karya sendiri dan belum pernah
diikutsertakan dalam lomba serupa. Apabila di kemudian hari terbukti naskah ini
bukan naskah buatan sendiri, ataupun telah pernah diikutsertakan dalam
perlombaan serupa, maka Saya bersedia menerima konsekuensi, berupa di-GUGURKAN dari penilaian lomba ini.”
Mariana,
5 Oktober 2013
Yang
Menyatakan/Peserta Lomba
Guru Pembimbing
Kurniasih Parlin
Idris, S.Pd.
NIP
196110251983031006
Mengetahui Kepala
Sekolah
Dra. Dainawaty
NIP
196312061990032002
Peranan
Organisasi Siswa Intra Sekolah sebagai Sarana Menanamkan
Rasa
Cinta Tanah Air
1.
Pendahuluan
Dalam
Undang – undang no. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan
bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya dan masyarakat. Hal ini menunjukan bahwa pendidikan merupakan salah
satu usaha dalam membentuk siswa yang potensi dapat berakhlak, cerdas dan
terampil dala bermasyarakat.
Untuk
mencapai tujuan pendidikan, sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang
dapat diperoleh agar pendidikan yang semakin meningkat. Lembaga ini berfungsi
mendidik siswa melalui kegiatan dalam proses pembelajaran (intra kurikuler) maupun
kegiatan organisasi (ekstra kurikuler).
Kegiatan
organisasi merupakan salah satu kegiatan ekstrakurikuler yang dapat diikuti
siswa melalui pendidikan di sekolah. Di sekolah, kegiatan berorganisasi yang
dapat diikuti oleh siswa salah satunya adalah Organisasi Siswa Intra Sekolah
(OSIS). OSIS dibentuk sebagai wadah kegiatan berorganisasi yang bersifat intern
di sekolah dan hanya diikuti oleh siswa di sekolah tersebut. Dengan demikian,
OSIS merupakan organisasi yang penting sebagai sarana pendidikan bagi siswa.
Dalam
OSIS, terdapat banyak kegiatan – kegiatan positif yang mendidik siswa. Diantaranya,
kegiatan – kegiatan yang berkaitan dengan upaya meningkatkan semangat dan rasa
cinta tanah air. Berbagai kegiatan yang berkaitan dengan peringatan hari besar
nasional merupakan salah satu bentuk upaya ini. Dengan demikian, keikutsertaan
siswa dalam OSIS diharapkan mampu melatih siswa untuk belajar berorganisasi,
bersosialisasi dan menanamkan semangat dan rasa cinta tanah air melalui berbagai
kegiatan – kegiatan positif.
Mengingat
OSIS merupakan salah satu bentuk kegiatan ekstrakurikuler yang berada di dalam lingkungan
sekolah, maka OSIS memiliki banyak peranan khususnya dalam meningkatkan rasa
cinta tanah air siswa. Artikel ini akan membahas secara detail tentang peranan
OSIS sebagai sarana menanamkan rasa cinta tanah air.
2.
Organisasi
Siswa Intra Sekolah (OSIS)
Sebagai
salah satu kegiatan ekstrakurikuler, OSIS merupakan wadah organisasi. OSIS
memegang peranan penting dalam mendidik siswa khususnya sebagai sarana
menanamkan rasa cinta tanah air. Betapa demikian, OSIS memiliki sejarah panjang
dalam perkembangannya dalam dunia pendidikan di Indonesia.
Sebelum
lahirnya OSIS, di sekolah-sekolah banyak terdapat berbagai jenis organisasi.
Ada organisasi siswa yang hanya dibentuk siswa dari sekolah itu sendiri, dan
ada organisasi siswa yang dibentuk di luar sekolah. Organisasi siswa yang
dibentuk dan mempunyai hubungan dengan organisasi siswa dari luar sekolah, ada
yang mengarah pada hal-hal politis, sehingga kegiatan organisasi siswa tersebut
dikendalikan dari luar sekolah sebagai tempat diselenggarakannya proses belajar
mengajar.
Akibat
dari keadaan yang demikian itu, munculah dilema, disatu pihak harus
melaksanakan peraturan yang dibuat Kepala Sekolah, dipihak lain harus tunduk
kepada organisasi yang dikendalikan di luar sekolah. Bukan hal yang tidak
mungkin jika organisasi tersebut ada yang dimanfaatkan untuk kepentingan luar.
Oleh karena itu, pada tahun 1970 sampai dengan tahun 1972, beberapa pimpinan
organisasi siswa yang sadar akan maksud dan tujuan belajar di sekolah, ingin
menghindari bahaya perpecahan di antara para siswa intra sekolah di sekolah
masing-masing, setelah mendapat arahan dari pimpinan Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Oleh karena itu pembanguan wadah pembinaan generasi muda di
lingkungan sekolah yang diterapkan melalui Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS)
perlu ditata secara terarah dan teratur.
Betapa
besar perhatian dan usaha pemerintah dalam membina kehidupan para siswa, maka
ditetapkan OSIS sebagai salah satu wadah pembinaan kesiswaan secara nasional. Wadah
tersebut terkenal dengan nama “Empat Jalur Pembinaan Kesiswaan”, yaitu melalui
organisasi kesiswaan, latihan kepemimpinan, kegiatan ekstrakurikuler dan
kegiatan wawasan wiyatamandala.
Dengan
dilandasi latar belakang sejarah lahirnya OSIS dan berbagai situasi, OSIS
dibentuk dengan tujuan pokok :
a.
Menghimpun ide, pemikiran,
bakat, kreativitas, serta minat para siswa ke dalam salah satu wadah yang bebas
dari berbagai macam pengaruh negative dari luar sekolah
b.
Mendorong sikap, jiwa dan
semangat kesatuan dan persatuan di antara para siswa, sehingga timbul satu
kebanggaan untuk mendukung peran sekolah sebagai tempat terselenggaranya proses
belajar mengajar.
c.
Sebagai tempat dan sarana
untuk berkomunikasi, menyampaikan pemikiran, dan gagasan dalam usaha untuk
mematangkan kemampuan berfikir, wawasan, dan pengambilan keputusan.
Mengingat
pentingnya OSIS dalam dunia pendidikan, maka kegiatan – kegiatan OSIS perlu
dikembangkan dan diikuti oleh siswa. Melalui kegiatan – kegiatan yang
diselenggarakan, diharapkan mampu menanamkan rasa cinta tanah air siswa.
3.
Rasa
Cinta Tanah Air
Rasa cinta tanah
air adalah suatu kasih sayang dan suatu rasa cinta terhadap tempat kelahiran
atau tanah airnya. Dijelaskan pula, bahwa rasa cinta tanah air adalah rasa kebanggaan, rasa memiliki, rasa menghargai,
rasa menghormati dan loyalitas yang dimiliki oleh setiap individu pada negara
tempat dimana ia tinggal.
Idealnya, cinta tanah air adalah perasaan bangga
menjadi warga negara Indonesia, dengan khasanah budaya yang ada dan menerima
segala konsekuennya, yakni menjadi warga negara yang baik, patuh terhadap
peraturan berupa norma maupun hukum yang tertulis serta ikut serta dalam usaha
pembelaan terhadap negaranya, cinta tanah air itu sendiri merupakan pandangan
kebangsaan kita terhadap negara ini yang sangat penting kenapa sangat penting,
karena merupakan senyawa dari kemerdekaan dan demokrasi yang ada di Indonesia,
dengan mensirnergikan ketiganya akan terjadi keharmonisan dalam bernegara.
Melihat perilaku
yang tercermin dari perilaku cinta tanah air, maka rasa cinta tanah mutlak
diperlukan. Betapa tidak, rasa cinta tanah air telah menimbulkan perilaku membela tanah air, menjaga dan melindungi tanah air, rela
berkorban demi kepentingan bangsa dan negaranya, mencintai adat atau budaya
yang ada dinegaranya dengan
melestarikannya dan melestarikan alam dan lingkungan.
Suatu hal yang ironi dan menyedihkan jika rasa cinta
tanah air tidak dimiliki oleh seorang warga negara khususnya sebagai seorang
siswa. Akan terjadi kekacauan dalam penyelenggaraan pemerintahan, akan muncul
orientasi penuh terhadap pemenuhan kebutuhan pribadi saja, ketidakpercayaan
pada pemerintah oleh rakyat dan bahkan negara bisa saja lenyap atau hilang
karena warga negaranya sudah tidak memiliki rasa memiliki (cinta tanah air)
terhadap bangsanya sendiri. Oleh karena itu, sebagai siswa yang notabene adalah
para pemuda yang akan meneruskan tonggak perjuangan bangsa, rasa cinta tanah
air wajib untuk dikembangkan.
Salah satu cara untuk menumbuhkembangkan rasa cinta
tanah air adalah dengan menumbuhkan rasa bangga terhadap tanah airnya melalui
proses pendidikan. Rasa bangga terhadap tanah air dapat ditumbuhkan dengan
memberikan pengetahuan dan membiasakan diri siswa mengikuti kegiatan – kegiatan
positif yang berkaitan dengan rasa cinta tanah air. OSIS sebagai satu – satunya
wadah organisasi di sekolah yang mendorong sikap, jiwa dan
semangat kesatuan dan persatuan di antara para siswa, disinyalir
mampu menanamkan rasa cinta tanah air. Hal ini terlihat dari ragam aktifitas
OSIS yang memang diarahkan untuk itu. Dan tentu peran aktif dari siswa juga menjadi
faktor penentu dalam menjadikan OSIS sebagai sarana untuk menanamkan rasa cinta
tanah air.
4.
Peranan
OSIS sebagai Sarana Menanamkan Rasa Cinta Tanah Air
Seperti
dijelaskan sebelumnya, bahwa rasa cinta tanah air mutlak diperlukan dalam diri
seorang siswa. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal tentunya menjadi
tempat untuk menumbuhkan dan mengembangkan suatu kegiatan. OSIS, sebagai salah
satu kegiatan ekstrakurikuler di sekolah yang berupa organisasi internal siswa,
merupakan salah satu sarana untuk menanamkan rasa cinta tanah air. Hal ini
terwujud dalam berbagai kegiatan – kegiatan dan aktivitas positif yang
terkandung di dalam OSIS itu sendiri.
Berbagai
kegiatan positif yang diprogramkan dalam OSIS yang diharapkan mampu menjadi
sarana menanamkan rasa cinta tanah air, diantaranya sebagai berikut.
a. Berperan
aktif dalam menyukseskan pelaksanaan upacara bendera di hari senin. Upacara
bendera merupakan salah satu upaya mengenang jasa para pahlawan yang telah
memperjuangkan kemerdekaan dan kemamakmuran bagi bangsa ini. Butuh pengorbanan
waktu, harta, tenaga bahkan nyawa sehingga kemerdekaan dapat dinikmati oleh
segenap anak bangsa. Oleh karena itu, wajar jika upacara bendera merupakan
salah satu cara untuk menanamkan rasa cinta tanah air. Dan dengan menjadi
pengurus OSIS, peluang untuk berpartisipasi aktif dalam menyukseskan
pelaksanaan upacara bendera di hari senin mampu menjadi sarana untuk menanamkan
rasa cinta tanah air.
b. Berpartisipasi
aktif dalam mengikuti upacara hari – hari besar nasional. Hari besar nasional
merupakan hari yang ditetapkan pemerintah diantaranya untuk memperingati jasa
para pahlawan bangsa. Diantaranya Hari Peringatan HUT Kemerdekaan Republik
Indonesia, Hari Pendidikan Nasional, Hari Kebangkitan Nasional, Hari Kesaktian
Pancasila, dan lain sebagainya. Dengan
berpartisipasi aktif dalam peringatan upacara ini, maka siswa diharapkan mampu
untuk menumbuhkan dan mengembangkan rasa cinta air. Sebagai pengurus OSIS,
peluang untuk itu lebih besar tentunya. Hal ini disebabkan karena OSIS menjadi
ujung tombak dalam memfasilitasi pelaksanaan upacara peringatan hari besar
nasional ini.
c.
Menyelenggarakan lomba –
lomba dalam peringatan hari besar nasional, misalnya menyelenggarakan lomba
untuk memperingati HUT Kemerdekaan RI, Hari Kemerdekaan Nasional ataupun Hari
Kartini. Adapun lomba – lomba yang bisa menjadi alternatif untuk diadakan
diantaranya adalah Lomba Panjat Pinang, Lomba Pidato Ala Bung Karno, Lomba
Pidato Ala R.A. Kartini, Lomba Baris Berbaris, dan berbagai lomba lainnya yang
lebih mengutamakan sikap patriotisme dan kerjasama antar anggotanya. Dan
disini, OSIS memiliki peranan penting dalam menyampaikan ide dan menjadi
pelaksana teknis kegiatan – kegiatan semacam ini. Konsekuensinya, OSIS menjadi
sarana paling efektif untuk menjadi sarana menanamkan rasa cinta tanah air.
Berdasarkan uraian di
atas, dapat dilihat bahwa OSIS memiliki peranan penting dalam menjadi sarana
menanamkan rasa cinta tanah air di kalangan siswa. Oleh karena itu,
keikutsertaan siswa dalam OSIS perlu mendapat perhatian lebih dari pihak
sekolah mengingat peranannya dalam menjadi saranan menanamkan rasa cinta tanah
air.
5.
Kesimpulan
OSIS
merupakan organisasi dalam lingkungan sekolah yang anggotanya merupakan siswa –
siswa dalam sekolah tersebut. Keberadaannya menjadi sebuah sarana yang dapat
dimanfaatkan siswa khususnya dalam menanamkan rasa cinta tanah air, terutama
melalui kegiatan yang diprogramkan dalam pelaksaan kegiatan OSIS. Adapun kegiatan
tersebut misalnya dalam pelaksanaan upacara bendera hari senin maupun hari
besar nasional serta memeriahkannya dengan aneka lomba yang tentunya mampu
menjadi sarana untuk menanamkan rasa cinta tanah air dalam diri siswa.
Daftar Pustaka
Budimansyah, D. 2010. “Tantangan
Globalisasi Terhadap Pembinaan Wawasan Kebangsaan dan Cinta Tanah Air Di
Sekolah”. http://jurnal.upi.edu/file/Dasim_Budimansyah-2.pdf. Diakses
tanggal 25 September 2013.
Cahyantoro, E. 2011. “Menanamkan Sikap Cinta Tanah Air”. http://gopar-gt.blogspot.com/2013/01.html.
Diakses tanggal 24 September 2013.
Ihsani, F. 2013. “Hubungan Antara Siswa mengikuti
Organisasi Siswa Intra Sekolah dan Kedisiplinan Belajar Dengan Prestasi Belajar
Sosiologi Siswa Kelas X Sma Negeri 6 Surakarta Tahun Pelajaran 2012/2013”. Skripsi. Surakarta : FKIP Universitas
Sebelas Maret.
Moerdiyanto. 2011. “Pembangunan Kepemimpinan Pemuda Berwawasan
Kebangsaan dan Cinta Tanah Air”. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/drs-moerdiyanto-mpd/artikel-pengemb-kepemimpinan-pemuda-moer.pdf. Diakses
tanggal 25 September 2013.
OSIS SMA YMIK Jakarta. 2011. “Panduan Materi
Latihan Dasar Kepemimpinan dan Manajemen Siswa”. http://www.smk-ymik.com/images/file_unduh/Panduan%20Materi%20LDKS%20_3.pdf. Diakses
tanggal 29 September 2013.
Santoso, E.K.
2011. “Menanamkan Sikap Cinta Tanah Air”. http://mbenxxcaem.blogspot.com/2011/09.html. Diakses
tanggal 24 September 2013.
Komentar
Posting Komentar